Sunday, 11 September 2016

Ingat Lagi Kes Suami Isteri Bunuh Diri ? Akhirnya Polis TEMUI 5 BUKTI Yg MENGEJUTKAN Ini Bukan Kes Bunuh Diri !

Tags
loading...

Ingat Lagi Kes Suami Isteri Bunuh Diri ? Akhirnya Polis TEMUI 5 BUKTI Yg MENGEJUTKAN Ini Bukan Kes Bunuh Diri !
Korang tengok bukti no 4 tu, memang tak masuk akal pembunuh boleh terfikir sanggup nak buat macam tu..


Pasangan suami isteri (pasutri) Toni Hartono, 60, dan Endang Sulistyowati, 56, yang ditemukan tewas berpelukan di pekarangan akhirnya dimakamkan Kamis malam (11/8). Itu setelah pasutri asal Desa Butuh, Kecamatan Kras tersebut diotopsi di RS Bhayangkara Kediri.
Sesuai surat wasiat almarhum, warga menguburkannya dalam satu liang lahat. Tidak bertindihan seperti saat ditemukan ketika meninggal, namun jenazah Hartono dan Endang dikubur berdampingan.
Sejak Kamis sore, warga menggali liang lahat berukuran 1,8 x 2 meter. Lubang memang sengaja dibuat lebar. Pasalnya selain kedua jenazah, peti mati kayunya ikut dikuburkan. Pasutri ini dimakamkan malam, sekitar pukul 21.30.
“Posisinya berdampingan, Pak Hartono sebelah timur. Istri di sebelahnya,” ujar Kepala Dusun (Kasun) Butuh Sunarman. Namun begitu, batu nisan tidak dijadikan satu. Terpisah, masing-masing diberi nama keduanya.
Kepada Jawa Pos Radar Kediri, Dian, 38, anak sulung pasutri tersebut, mengatakan, jenazah ayah dan ibunya langsung dimakamkan setelah proses otopsi selesai. Namun sayang, dia mengaku, belum siap berkomentar apa pun terkait orang tuanya. Alasannya, karena masih berduka. “Maaf Mas, kami masih berduka. Lain kali saja ya,” urai pria yang tinggal di Situbondo ini.
Sunarman membenarkan, pemakaman memang dilaksanakan malam hari. Pasalnya, jenazah menjalani otopsi. Sehingga harus segera dikuburkan. Tepatnya di makam pribadi keluarga besar Hartono. “Setiba di rumah langsung dimakamkan oleh warga,” ujar kasun 62 tahun ini.
Terkait kematian Hartono dan Endang yang ditengarai bunuh diri minum racun, sebagian warga justru merasa janggal. Indikasi kejanggalan itu dicurigai warga dari tempat kejadian perkara (TKP). Sebab, ketika ditemukan tergeletak tewas berpelukan di pekarangan Nurhadi, 41, warga setempat, lokasinya terlihat rapi.
“Ibarat seperti makhluk hidup lain, sebelum mati kena racun, mereka tentu merasakan sakit,” ujar Sunarman. 
Umumnya orang yang kesakitan akan bergerak tidak beraturan. Sehingga mengakibatkan bekas pada tanah. Namun, saat ditemukan posisi jasad pasutri tersebut justru bertindihan, seperti saling peluk. Hartono tengkurap di atas, sedangkan Endang tertindih di bawah.
Tidak tampak bekas daun berserakan di sekitarnya. Padahal, jasad keduanya berada di bawah pohon sengon dan rumpun bambu dengan daun-daun kering di bawahnya. “Aneh daun-daun dan tanah di sekitar korban utuh tanpa bekas. Posisi meninggal keduanya seperti telah ditata rapi,” urai Sunarman.
Baju yang dikenakan Hartono dan Endang pun masih rapi. Hartono juga masih mengenakan topi dan kaca matanya. Pensiunan PNS di Kota Kediri itu, menurut Sunarman, menderita gangguan penglihatan rabun dekat. Janggalnya, saat ditemukan tewas, Kamis pagi (11/8), Hartono mengenakan kaca mata hitam. “Apakah malamnya, di pekarangan yang gelap ini dengan kaca mata hitam bisa melihat jelas? Itu anehnya,” urai Sunarman.
Sebab kaca mata hitam itu justru akan mengganggu penglihatannya. Sunarman yang mengaku menderita penyakit yang sama saja, mengaku, kesulitan melihat di malam hari tanpa bantuan kaca mata.
Yang lebih janggal lagi, menurut Sunarman, adalah ditemukannya kaus kaki di mulut Endang. Tidak diketahui, bagaimana kaus kaki itu bisa menyumpal mulut ibu dua anak tersebut.
Sunarman juga meragukan keaslian tulisan dalam surat wasiat adalah tulisan Hartono atau Endang. Bentuk tulisan di kertas bekas rokok itu tidak rapi dan cenderung acak-acakan. Padahal, menurut kasun ini, Hartono adalah mantan pegawai. Latar belakang keluarganya juga berpendidikan.
“Karena itu saya yakin kalau tulisannya pasti bagus. Tapi di surat wasiat kok terlihat beda,” ujarnya dengan nada tanya.
Apalagi, di akhir surat dibubuhi tanda tangan pasutri tersebut. Jika betul begitu, Hartono dan Endang diduga sudah bersepakat untuk mengakhiri hidup. Tapi kenapa harus ada kaus kaki di mulut Endang?
Ketika dikonfirmasi soal ini, Kapolsek Kras AKP Mukhlason mengaku, proses penyelidikan lebih lanjut telah dilimpahkan ke Satreskrim Polres Kediri. “Saat ini kami hanya membantu saja,” jelasnya. Sayang, ketika dihubungi Kasatreskrim Polres Kediri AKP M. Aldy Sulaeman belum merespons.(c2/die)
Kejanggalan Bunuh Diri
  1. TKP terlihat rapi, tak ada bekas orang yang kesakitan minum racun
  2. Posisi jasad bertindihan, saling peluk, seolah seperti ditata
  3. Baju korban masih utuh dan rapi, tidak seperti habis minum racun
  4. Hartono mengenakan kaca mata hitam, padahal rabun
  5. Ditemukan kaus kaki di mulut Endang


EmoticonEmoticon